Mereka Bicara Salafy & Wahabi

nGumpulin Tulisan Menyorot Salafy Wahabi

BENARKAH ALLAH ADA DILANGIT?

Posted by bicarasalafy pada Desember 1, 2011

BENARKAN ALLAH ADA DILANGIT?

SUMBER: www.taqorruban.com

Oleh : Ayub, SKom

Banyak aliran di Indonesia yang mengatasnamakan kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah, salah satunya adalah WAHABI atau sekarang biasa dikenal dengan aliran SALAFY. Kita bisa lihat ajaran-ajaran mereka di web mereka sendiri diantaranya adalah : www.salafy.or.id Banyak ajarannya yang bertentangan dengan yang dunia Islam yakini selama ini.

Wahabi adalah ajaran-ajaran yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahab (lahir 1115 H wafat 1206 H), yang sempat berkuasa di Arab Saudi, dan kini mulai berkurang kekuasannya, tapi kini malah lari ke Indonesia dan banyak juga pengikutnya. Mereka ke Indonesia tidak membawa nama “WAHABI” tapi membawa nama SALAFY atau organisasi Islam lainnya. Mereka mempunyai ciri khas selalu berkata “KEMBALI KEPADA AL QUR’AN DAN SUNNAH”, “ITU BID’AH INI BID’AH”, “ITU SYIRIK INI SYIRIK”, “MEMERANGI BID’AH, SYIRIK DAN KHURAFAT” dan lain-lain.

Muhammad bin Abdul Wahab sangat dimusuhi saudaranya sendiri, Sulaiman bin Abdul Wahab yang mengarang sebuah kitab “Ashshowa’ilqul Ilahiyah fi roddi ‘alal Wahabiyah” (Petir Tuhan yang menolak ajaran Wahabi)

Salah satu yang mereka gencar menyerang aliran saingannya yaitu Ahlus Sunnah Wal Jama’ah adalah tentang ALLAH ada di Langit dan bersemayam di ‘Arsy. Wahabi meyakini bahwa ALLAH ada di langit secara hakiki (dzat-Nya) bukan secara majazi (bukan arti sebenarnya). Pendapat mereka ini sangat mengagetkan saya, ketika saya membaca sebuah kitab bernama FAT-HUL MAJID syarah Kitabut Tauhid karangan Syekh Abdurrohman bin Hasan di toko buku Walisongo, Kwitang, Jakarta Pusat.

Di dalam kitab aslinya WAHABI yaitu MAJMU’ATUT TAUHID yang merupakan kumpulan risalah oleh Syekhul Islam Ahmad Ibnu Taymiyah al Haroni, Muhammad bin Abdul Wahhab An Najdi (Pelopor Aliran Wahabi), dan Syekh Abdurrohman bin Hasan, disebutkan dalam halaman 34 cetakan Darul Fikr, Syekh Abdurrohman bin Hasan berkata :

“WAHUWAL ‘ALIYYUL KABIIR, Dan Dia Maha TINGGI dan Maha BESAR, yaitu tinggi kadarnya, tinggi kuasanya, dan tinggi DZATnya. “

“Ayat ARROhMAANU ‘ALAL ‘ARSYISTAWA, sesungguhnya arti ISTIWA’ itu adalah ISTAQORRO (menetap) , WARTAFA’A (naik/tinggi/terangkat), WA ‘ALAA (dan tinggi) dan semuanya berma’na satu”

Dan panjang lebar Abdurrohamn bin Hasan menjelaskan dalil-dalil yang menunjukkan ALLAH ada di atas langit, di Arsy’ dan dia mengatakan semua sahabat nabi dan para Imam mengatakan seperti itu, ALLAH ada di ‘Arsy secara dzat. Padahal semua ayat dan hadits yang dia beberkan sebagai dalil tidak menyebutkan secara DZAT ALLAH itu ada di ATAS ‘ARSY. Dia saja yang menafsirkan ayat dan hadits tersebut bahwa ALLAH benar-benar secara DZAT (HAKIKI) bukan MAJAZI (Kiasan), berada di ATAS.

Bukankah ini menjadikan ALLAH membutuhkan tempat (makhluk) yang bernama ‘ARSY ? Bukankah ‘ARSY dalam Al Qur’an disebutkan membutuhkan malaikat Hamlatul Arsy (yang membawa Arsy) dan ‘Arsy di ayas air (Surat Hud ayat 7) ? Jadi pantaskan ALLAH membutuhkan diangkat oleh MALAIKAT di atas air? Suatu penafsiran yang keliru. Dan bertentangan dengan ayat LAYSA KAMITSLIHI SYAY-U (Tidak ada yang menyamai-Nya). WALAM YAKULLAHUU KUFUWAN AhAD (Dan tidak ada yang menyamainya satu pun), INNALLAAHA LAGHONIYYUN ‘ANIL ‘AALAAMIIIN (Sungguh ALLAH tidak butuh alam semesta)

Benarkah ALLAH ada di langit secara hakiki yaitu dzat ALLAH benar-benar ada di langit dan bersemayam di ‘Arsy? Secara harfiyah memang banyak ayat-ayat yang menerangkan keadaan ALLAH ada di langit, tapi banyak juga keterangan ALLAH ada dimana-mana, FA-AYNA TUWALLUU FA-TSAMMA WAJHULLAAH, “Dimana mereka berpaling di situ ada Wajah ALLAH”.

Secara logika (hukum ‘Aqli) bisa kita jawab dengan pertanyaan, “Jika dzat ALLAH ada di langit, dimana ALLAH ketika langit belum dicipitakan dan dimana pula ketika langit dihancurkan saat kiamat nanti?”

Atau : “Apakah benar-benar dzatnya? Jika benar-benar diartikan ALLAH dzat-Nya ada di langit, tapi mengapa ALLAH juga ada dimana-mana? Apakah ALLAH lebih dari satu ?

Atau : “Apakah benar ALLAH ISTAQORRO (Menetap di langit), bukankah tiap sepertiga malam terakhir selalu turun ke langit dunia bagi penduduk bumi sebelah dan sepertiga malam lagi bagi penduduk bumi belahan satunya, bukankah ini menjadikan ALLAH jalan-jalan tidak betah di langit? Dan IRTAFA’A (terangkat) siapa yang mengangkat? dan ‘ALAA (yang tinggi itu langit dari kita di bumi apa ALLAHnya berfisik tinggi?”

Dalam kitab Iqozhul Himam Syarh Al Hikam dijelaskan:

.

وقال سيدنا علي كرم الله وجهه الحق تعالى ليس من شيء ولا في شيء ولا فوق شيء ولا تحت شيء إذ لو كان من شيء لكان مخلوقاً ولو كان فوق شيء لكان محمولاً ولو كان في شيء لكان محصوراً ولو كان تحت شيء لكان مقهوراً اه وقيل له يا ابن عم رسول الله صلى الله عليه وسلم أين كان ربنا أو هل له مكان فتغير وجهه وسكت ساعة ثم قال قولكم أين الله سؤال عن مكان وكان الله ولا مكان ثم خلق الزمان والمكان وهو الآن كما كان دون مكان ولا زمان

“Dan telah berkata Sayyidina Ali (semoga ALLAH muliakan wajahnya) Al Haqq (ALLAH) Ta’ala bukanlah dari sesuatu, dan bukan di dalam sesuatu, dan bukan di atas sesuatu dan bukan di bawah sesuatu, karena jika ALLAH dari sesuatu sungguh DIA diciptakan, jika DIA di atas sesuatu sungguh DIA bisa dibawa, jika DIA di dalam sesuatu maka sungguh DIA bisa terkurung, dan jika di bawah sesuatu maka DIA bisa dipaksa. Dan dikatakan kepada Sayyidina Ali: Wahai anak pamannya Rosulullah SAW, dimana Tuhan kita berada? Atau apakah dia bertempat? Maka berubahlah muka Sayyidina Ali dan beliau diam sesaat, kemudian beliau berkata : Perkataan kalian dimana ALLAH adalah pertanyaan tentang tempat, dan ALLAH itu ada, dan tempat belum ada, kemudian ALLAH ciptakan waktu dan tempat, dan DIA sekarang sebagaimana DIA ada, tanpa tempat dan tanpa waktu”

ALLAH tidaklah berada di langit sebagaimana awalnya ALLAH ada seperti hadits berikut ini :

“KAANALLAAHU WALAM YAKUN SYAY-UN QOBLAHU, WA KAANA ‘ARSYUHU ‘ALAL MAA-I, WA KATABA FIDZ DZIKRI KULLA SYAY-IN, TSUMMA KHOLAQOS SAMAAWAATI WAL ARDLO”

“ALLAH ada dan tidak ada sesuatupun sebelumnya, dan ‘Arsynya ALLAH ada di atas air, dan ALLAH menulis di lauhul mahfudz segala sesuatu, kemudian ALLAH ciptakan langit dan bumi”. (HR. Imam Bukhori hadits ke 3190, 3191, 4365, 4386, 7418)

Hadits lainnya :

“INNALLAAHA QODDARO MAQOODIROL KHOLAAIQI QOBLA AN YAKHLUQOS SAMAWATI WAL ARDO BIKHOMSIINA ALFA SANATIN WA KAANA ‘ARSYUHU ‘ALAL MAA-I”

“Sesungguhnya ALLAH telah menentukan takdir para makhluk 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan bumi, dan ‘Arsynya ada di atas air”
(HR. Imam Muslim hadits ke 2653)

Dimana ALLAH ketika langit belum tercipta, dimana ALLAH ketika itu 50.000 tahun lamanya?

Adapun ayat-ayat yang secara harfiyah menunjukkan ALLAH ada di atas, di langit, di mana-mana, tidak boleh kita artikan secara harfiyah atau lahiriyah saja karena bisa berakibat SYIRIK. Karena menyatakan ALLAH sama dengan makhluk, yang membutuhkan tempat dan waktu. Itu semua mempunyai arti kiasan, contoh : ALLAH ada di atas, di langit itu berarti ALLAH Maha Tinggi, bukan berati dzat ALLAH ada di atas, ada di langit, boleh ditunjuk ke atas.

ALLAH tidak di atas, tidak di depan, tidak di belakang, tidak di bawah, tidak di samping, tidak dimana-mana. Tidak boleh menunjuk ALLAH di atas, seperti banyak disebutkan orang, “Serahkan saja sama yang di atas”. Ini bisa SYIRIK jika diartikan dzat ALLAH ada di atas atau di langit. ALLAH berfirman, “LAYSA KAMI-TSLIHII SYAY-UW WAHUWAS SAMI’UL BASHIR”, “Tidak ada yang menyerupai ALLAH dan DIA Maha Mendengar Maha Melihat”,

Dalam tafsir Ibnu Katsir pada surat Al A’rof ayat 54 disebutkan :

.

وأما قوله تعالى: { ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ } فللناس في هذا المقام مقالات كثيرة جدا، ليس هذا موضع بسطها، وإنما يُسلك في هذا المقام مذهب السلف الصالح: مالك، والأوزاعي، والثوري، والليث بن سعد، والشافعي، وأحمد بن حنبل، وإسحاق بن راهويه وغيرهم، من أئمة المسلمين قديما وحديثا، وهو إمرارها كما جاءت من غير تكييف ولا تشبيه ولا تعطيل. والظاهر المتبادر إلى أذهان المشبهين منفي عن الله، فإن الله لا يشبهه شيء من خلقه، و { لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ } [ الشورى:11 ] بل الأمر كما قال الأئمة -منهم نُعَيْم بن حماد الخزاعي شيخ البخاري -: “من شبه الله بخلقه فقد كفر، ومن جحد ما وصف الله به نفسه فقد كفر”. وليس فيما وصف الله به نفسه ولا رسوله تشبيه، فمن أثبت لله تعالى ما وردت به الآيات الصريحة والأخبار الصحيحة، على الوجه الذي يليق بجلال الله تعالى، ونفى عن الله تعالى النقائص، فقد سلك سبيل الهدى.

Dalam keterangan ini Ibnu Katsir menyatakan dalam mengartikan ALLAH beristiwa’ di Arsy, yang dipakai adalah pendapat para imam salafus soleh seperti Imam Malik Auza’i, Ats Tsauri, Al Layts bin Sa’d, Syafii, Ahmad bin Hambal, Ishaq bin Rohawaih dan lain-lain, yang menyatakan bahwa arti beristiwa’ di atas Arsy adalah Istiwa’ sebagaimana disebutkan dalam ayat tersebut tanpa memberikan arti caranya bagaimana, menyerupai apa, dan juga tidak mengingkari istiwa’nya ALLAH SWT. ALLAH tidak sama dengan makhluk-Nya. Berkata beberapa imam seperti gurunya Imam Bukhori yaitu Nu’aim bin Hammad Al Khoza’i, “Siapa yang menyerupai ALLAH dengan makhluk-Nya maka dia telah kafir, siapa yang menentang sifat yang ALLAH sifati dirinya sendiri maka dia telah kafir”

Inilah bukti nyata juga bahwa ALLAH tidak bertempat yaitu doa Nabi Muhammad SAW saat mau tidur, diriwayatkan dari Abu Huroiroh ra :

.

اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ وَرَبَّ الْأَرْضِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْفُرْقَانِ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ اللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنْ الْفَقْرِ

Dalam hadits ini disebutkan Engkaulah Yang Zhohir maka tidak ada apapun di atas Engkau, dan Engkau Yang Bathin maka tidak ada apapun di bawah Engkau.

(HR. Imam Muslim, Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad)

Maha Suci ALLAH dari yang mereka tuduhkan.

87 Tanggapan to “BENARKAH ALLAH ADA DILANGIT?”

  1. Perkataan Anda,
    “di web mereka sendiri diantaranya adalah : http://www.salafy.or.id Banyak ajarannya yang bertentangan dengan yang dunia Islam yakini selama ini”
    Jawaban:
    Alhamdulillah bertentangan dengan dunia islam yang banyak dipenuhi kerancuan dan kesesatan karena melenceng dari kemurnian islam, bukan dari islamnya sendiri yang memang tidak bertentangan dari dakwah salafy
    Perkataan Anda,
    “Wahabi adalah ajaran-ajaran yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahab (lahir 1115 H wafat 1206 H), yang sempat berkuasa di Arab Saudi, dan kini mulai berkurang kekuasannya, tapi kini malah lari ke Indonesia dan banyak juga pengikutnya. Mereka ke Indonesia tidak membawa nama “WAHABI” tapi membawa nama SALAFY atau organisasi Islam lainnya.”
    Jawaban Saya,
    Tau dari mana pak? coba tunjukkan bukti sejarahnya dari buku mana? saya baru denger ni kesimpulan sejarah yang aneh begini????
    Perkataan Anda,
    “Dan panjang lebar Abdurrohamn bin Hasan menjelaskan dalil-dalil yang menunjukkan ALLAH ada di atas langit, di Arsy’ dan dia mengatakan semua sahabat nabi dan para Imam mengatakan seperti itu, ALLAH ada di ‘Arsy secara dzat. Padahal semua ayat dan hadits yang dia beberkan sebagai dalil tidak menyebutkan secara DZAT ALLAH itu ada di ATAS ‘ARSY. Dia saja yang menafsirkan ayat dan hadits tersebut bahwa ALLAH benar-benar secara DZAT (HAKIKI) bukan MAJAZI (Kiasan), berada di ATAS.”
    Jawaban Saya,
    ga usah pura2 ga tau deh, memang banyak ayat qur’ani yang menjelaskan hal tersebut kok…kuatkanlah iman menerima kabar Allah tersebut, yakinilah, benarkan, dan amalkan adab-abab tauhid dalam hidupmu…Yang harus kau bantah adalah pemahaman sahabat nabi dan para imam mu’tabar yang berkata demikian…adakah yang mendukung pemahamanmu yang bertentangan itu???? melainkan mungkin hanya pengikut abu hasan asy’ari dan al-maturidi
    Perkataan Anda,
    Bukankah ini menjadikan ALLAH membutuhkan tempat (makhluk) yang bernama ‘ARSY ? Bukankah ‘ARSY dalam Al Qur’an disebutkan membutuhkan malaikat Hamlatul Arsy (yang membawa Arsy) dan ‘Arsy di ayas air (Surat Hud ayat 7) ? Jadi pantaskan ALLAH membutuhkan diangkat oleh MALAIKAT di atas air? Suatu penafsiran yang keliru. Dan bertentangan dengan ayat LAYSA KAMITSLIHI SYAY-U (Tidak ada yang menyamai-Nya). WALAM YAKULLAHUU KUFUWAN AhAD (Dan tidak ada yang menyamainya satu pun), INNALLAAHA LAGHONIYYUN ‘ANIL ‘AALAAMIIIN (Sungguh ALLAH tidak butuh alam semesta
    Jawaban saya,
    Ini adalah talbis (pengaburan) asy’ariyyin, karena engkau tidak membawakan kesimpulan syakh abdurrahman ibn hasan mengenai Allah membutuhkan makhluk dalam hal ini arsy…adakah kesimpulan dalam kitab fathul majid yang demikian…Bahkan Allah beristiwa diatas arsy? bukan beristiwa di arsy! Allah tidak butuh arsy…bagaimananya istiwa Allah juga tidak sama dengan istiwa makhlukNya…lalu bila anda membantah seperti itu berati iman anda lemah dari kabar Allah, akal anda lemah dari memikirkan Allah, karena tidak mungkin anda menyamakannya, bila anda menyamakan istiwa Allah dengan makhluk, jadilah kesimpulan diatas…dan Anda karena kelemahan akal anda menjadi musyabbihah (menyamakan sifat ) dari istiwa’ Allah dengan istiwa makhluk….tetapkan lah apa yang ditetapkan Allah dan nafikan apa yang dinafikan Allah….Allah menetapkan diriNya beristiwa diatas arsy, kita tetapkan…Allah menafikan diriNya dari kesamaan dengan makhluk dan dari butuh makhluk…kita sucikan Allah dari kesamaan dan kebutuhan terhadap makhluk itu..semua dalam koridor penetapan dan penafian al-qur’an dan sunnah…sedangkan kaifiyat istiwa..hanya Allah yang mengetahuiNya, karena tidak diberikan kabar istiwa itu dari Allah.
    Perktaan Anda,
    Benarkah ALLAH ada di langit secara hakiki yaitu dzat ALLAH benar-benar ada di langit dan bersemayam di ‘Arsy? Secara harfiyah memang banyak ayat-ayat yang menerangkan keadaan ALLAH ada di langit, tapi banyak juga keterangan ALLAH ada dimana-mana, FA-AYNA TUWALLUU FA-TSAMMA WAJHULLAAH, “Dimana mereka berpaling di situ ada Wajah ALLAH”.

    Secara logika (hukum ‘Aqli) bisa kita jawab dengan pertanyaan, “Jika dzat ALLAH ada di langit, dimana ALLAH ketika langit belum dicipitakan dan dimana pula ketika langit dihancurkan saat kiamat nanti?”

    Atau : “Apakah benar-benar dzatnya? Jika benar-benar diartikan ALLAH dzat-Nya ada di langit, tapi mengapa ALLAH juga ada dimana-mana? Apakah ALLAH lebih dari satu ?

    Atau : “Apakah benar ALLAH ISTAQORRO (Menetap di langit), bukankah tiap sepertiga malam terakhir selalu turun ke langit dunia bagi penduduk bumi sebelah dan sepertiga malam lagi bagi penduduk bumi belahan satunya, bukankah ini menjadikan ALLAH jalan-jalan tidak betah di langit? Dan IRTAFA’A (terangkat) siapa yang mengangkat? dan ‘ALAA (yang tinggi itu langit dari kita di bumi apa ALLAHnya berfisik tinggi?”
    Jawaban Saya,
    Salafy tidak pernah berpaling dari tafsiran salaf, apa yang ditafsirkan salaf (sahabat nabi), pasti menjadi standar penafsiran salafi….jadi tidak tergantung pada taklid ulama dan akal-akalan…Justru iman Anda lemah karena menolak kabar Allah dengan akal anda, yang kedua adalah Anda tidak bisa menyamakan sifat Allah dengan sifat makhluk, bukan berarti kalau Allah turun ke langit dunia atau bersama salah seorang dari makhluknya berarti Arsy itu kosong, mengapa? karena pertama tidak ada kabar dari nash-nash mengenai hal itu dari Allah, kedua, Sifat Allah tidaklah sama dengan sifat makhluk, boleh jadi Anda berada di kamar anda, bila anda keluar kamar anda, kamar anda kosong, Allah tidaklah demikian, sifat Allah tidaklah sama dengan sifat makhluk…Bila Allah mengabarkan turun kelangit dunia, maka kita tetapkan demikian, bila Allah mengabarkan beristiwa di atas arsy kita tetapkan demikian…namun tidak ada penetapan atau penafian dari Allah bahwa arsy itu kosong…Sifat dan perbuatan Allah itu tidak semua harus sesuai rasio kita, karena Allah adalah kholiq dan diluar rasio kita….karena tidak ada penetapan atau penafian arsy itu kosong, maka kita tidak menetapkan dan menafikan demikian melainkan sebatas dengan yang dikabarkan Allah, karena Agama islam ini hanya terbatas pada tauqif dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits dan pemahaman sahabat Nabi yang shahih riwayatnya.

    Adapun tafsir mu dari surat al-a’raf ayat 54 dari Ibnu katsir itu sangatlah sesuai dengan manhaj salaf…dan tidak ada isyarat adanya penetapan Allah tidak bertempat dan juga ada pengokohan bahwa Allah beristiwa di atas arsy sesuai yang layak dengan kebesaran dan keagungannya

    Untuk hadits terakhir, adalah hujjah atas mu, bukan bagimu…karena Allah itu maha tinggi tidak ada yang berada diatasNya, karena Allah adalah yang paling atas secara dzatnya atau secara hakiki….

    • abu alifiah said

      barokallohufik thullab.. teruskan pangkas syubat2. hendaknya jangan kita gunakan akal n rasio kita untuk jd patokan dalam mengimani Alloh Subhanahu wata’ala….

  2. AL WABAHY (NO AL WAHABY) said

    kalau merujuk pd nash al qur’an.. Allah juga ada di bumi (QS. Al An’am:3)
    وهو الله فى السماوات وفى الارض

    • anda salah memahami tentang ayat itu …mksd ayat itu adlah ALLAH itu wajib disembah oleh seluruh ciptaannya ..terutama jin & manusia ….ilmu ALLAH itu meliputi langit & bumi , ALLAH mengetahui smua rahasia yg ada dilangit dan di bumi baik yg nampak maupun yg tersembunyi . jdai anda harus hati2 memahami arti dan maksd ayat didalam alqur’an . jadi seluruh mahluk yg ada dilangit dan bumi …hanya wajib menyembah ALLAH saja .

  3. ibnusunni said

    Mas, kenapa Ibnu Taimiyyah disebut Wahabi? kan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab hidupnya jauh belakangan dari pada Ibnu Taimiyah. Kenapa jadi terbalik?

    • Hendra Perbangsa said

      taimiyah ntu gurunya wahab tp belajarnya dr bukunya doang sedang taimiah nya udah punah, nah wahab ntu gurunya si utsaimin, al bani dll sama belajarnya dr buku juga ngga ada gurunya.
      kalo wahabi baca sejarahnya yg mana seh…sejarah yg umum di ketahui apa sejarah yg dikarang sama imam imamnya???

      • ini orang apa memang kelewat bobdoh ya….yg jadi pertanyaan kamu belajarnya dimana dan sdah menghasilkan apa dalam agama ini …lalu hak hak ALLAH apa sdah kamu tunaikan dgn baik sesuai SUNNAH RASUL ????? KAMU BKAN ulama dan hafidz qur’an juga tidak….CMENT KAMU SEENAKNYA SAJA

      • supardi said

        Jangan sekali berdikusi dengan orang bodoh.karna orang bodoh bisa mengucapkan perkataan yang besar dan kufur tanpa disadarinya

  4. eslantia said

    Menurut Ahlussunnah Wal Jama’ah Allah SWT ada dmn ? di Arsy juga ?
    lalu menurut anda Allah SWT ada dmn ?

  5. mas said

    maaf… sy masih awam dan masih belajar dlm hal ini, jujur sy bingung baca artikel ini
    yg sy bingungin, klo mmang Allah ada dimana2, knp ktika rasulallah isra mi’raj harus ke langit knp ga dimasjidil aqso aja atw dimadinah juga cukup kan ada dimana2, kan crita ini juga mahsyur tuh kiai juga setiap perayaan maulid nabi sering cerita begitu…

    semoga ada yg bisa ngasih keterangan dari yg sepaham dengan penulisnya….

    • Farouq Al-atsary said

      pnulis artikel salah dalam aqidahny, yg bnar Allah ta’ala memang di atas langit krna Al qur’an mnerangkan demikian

      • david said

        tuh kan… penulis artikel mmg takwil nya ngawur… mreka sangat berprasangka buruk lebih2 fitnah… ni aj pemilik blog ini kagak bisa jawab… 🙂

  6. semoga bermanfaat..

  7. moga2 bermanfaat..

  8. hero said

    ass.maaf saudaraku,sekarang ini banyak salah pengertian,mereka bilang salafy adalah wahaby,sebenarnya itu adalah dua hal yg berbeda,saya adalah salah satu alumnus ponpes salafy,dan tidak ada metode pengajaran seperti wahaby,sekali lagi saya tekankan salafy bukan wahaby mereka hanya mendompleng dan ingin menghancurkan kaum salaf…semoga Allah memberi pencerahan kpd mereka..amin.

    • david said

      ini adalah fakta bahwa tuduhan dan fitnah kpd salafy yg dituduh wahabi adl dusta yang sangat besar. nanti akan dibalas di akhirat kelak… barokallahu fiyk akhi hero

  9. mantap………ijin copas

  10. majnun solaf said

    Gimana dengan Nabi Musa yang ketemu Allah di Bukit Tursina? Apakah Nabi Musa termasuk pembuat bid’ah dholalah, karena kagak mau mikraj ke langit?

    • mas majnun….kalau Nabi Musa dgn Rasulullah Muhammad jelas berbeda zaman dan perintah….beliau Nabi musa tidak disruh mi’raj oleh ALLAH , sdangkan Rasulullah memang jelas diperintah isra wa mi’raj ….dan masing2 Nabi & Rasul ALLAH beri keutamaan & keistimewaan yg berbeda . jadi anda salah persepsi denilaian dalam hal ini . sedangkan Nabi musa adalah satu2nya Nabi & Rasul yg langsung ALLAH ajak bicara …tidak melalui malaikat Jibril…sbgaimana yg Rasul Muhammad mendapatkan wahyu..penyampaiannya melalui Jibril….jadi mas majnun hrus terus banyak belajar agama ini ya …agar tidak salah memahami . wasslam

  11. teruz mengapa orang berdoa tangannya di arahkan ke atas,,,,,
    bahkan orang kristen kalo lihat di pertandingan sepak bola,,, pasti berterima kasihnya pada yang di atas,,,,,
    itu sudah fitroh semua manusia yang Allah berikan padanya yang menunjukan bahwa Allah berada di atas ,,,,

    • Yoga Pratama said

      Kalau sholat bolehkah lihat keatas…??? kan fitroh manusia lihat keatas…bukannya begitu??? kalau do’a tidak semua menunjukkan ke atas…kalau tangan ke atas karena seperti seorang pengemis yg minta” dia tidak selalu menatap matanya ke atas….itulah seharusnya seorang hamba…LALU APAKAH BOLEH SHOLAT MELIHAT KE LANGIT??? KAN ALLAH berada di langit jadi kita sholat menghadap ke langit dan mengadahkan ke langit, bukannya begitu???

      • oke said

        jawaban yang mantap mas bro!!! sippp

      • shalat kan ada tata caranya memang tdak bleh melihat ke atas dan itu mutlak tata caranya ….sdangkan berdoa memang disrankan demikian menengadah ke atas ….kalau memang ALLAH dimana2 buktikan dalil nya dari 114 surat 30 juz dan 6666 ayat . jadi anda memang harus banyak belajar tentang aqidah ini …jangan semangat membantah tapi tanpa ilmu ….pahami dlu bahasa arab dengan baik …lalu belajar aqidah dgn baik …dan gunakan akal yg sehat dgn baik…agama ini ALLAH turun kan bagi orag2 yg mau dgn rendah hati beriman dan tdak mengada2 dgn otaknya …kalaupun tidak beriman smua manusia dimuka bumi ini , ALLAH pun tdak rugi…krana yg butuh ALLAH itu manusia ….

      • ahmad said

        mas kalo menjawab yang sopan, masak menjawab soal serta merta seperti itu. pada islam mengajarkan adab yang baik, sopan, menghargai orang lain.

      • Neo said

        Shalat menghadap kiblat mas, dan Kiblat itu di Mekkah, siapa yang nyuruh menghadap kearah Kiblat..?? tentu, Junjungan kita, Guru besar kita, Rasulullah…. Dari mana Beliau tau, kalau harus menghadap Kiblat..?? Setelah beliau ISRA MI’RAJ, naik buraq bersama Jibril, ke mane..?? ke LANGIT, ke Sidratul Muntaha, buka ke laut, gunung, kutub, dll hehehe……

      • Assalamu’alaikum

        Saya Sebelum’a minta ma’af Sama kalian semua,, Saya ingin mnjawab prtnyaan Yoga Pratama . .

        Tentang SOLAT MENHADAP KE ATAS . .

        Dalam beberapa kitab yg saya ketahui,, saya akan mengambil dari Kitab Riadhus Sholihin II . .

        PASAL : LARANGAN MELIHAT KE LANGIT DALAM SOLAT

        Anas bin malik r.a. berkata Rosululloh saw. bersabda : Mengapakah ada orang-orang yang melihat ke langit dalam Sholat. Peringatan Nabi itu makin keras hingga bersabda : Harus Hentikan kelakuan yang demikian itu, atau akan tercabut mata penglihatan mereka. ( Bukhari )

        Sebelum’a saya katakan,, saya sngt kagum dgn Adik2,, kakak2,, dan Bapak2 yg ada di Snie . .
        Subhanallah,, Allah memberikan kalian di snie sbuah kefahaman tentang Islam yg luar biasa tetapi,, jngn-lah kalian jadikan Ilmu yg kalian miliki itu untuk mnghancurkan Saudara sesama muslim kalian,, memang Perkataan kalian smua itu benar tetapi sayang ada yg kurang dan ada yg di lebih2-kan Juga,, Alhamdulillah bagi yg benar tdk dilebih2-kan atau dikurang2-kan . .

        Ingat Apa yg kalian Lakukan kerjakan, atau kalian amal-kan belum tentu diterima benar dan di terima Allah,, Saya pun termasuk orang2 yg Jahil,, maka kalian terus tuntut-lah ilmu,, dan kalian manfaatkan dgn benar . ,.

        Perbaikilah diri sendiri dahulu baru orang lain . .

        Smoga Saudara2-ku di snie mnjadi Penghafal Al-Qur’an dan Hadist yg Shoheh,, dan dapat pula menafsirkan dgn bnar . .

        Wallahu A’lam Bishowab . .

  12. Sulaiman said

    Kalau belum cukup ilmu gak usah nulis artikel deh mas… kalo adna sesat gak usah ngajak orang lain untuk sesat.

  13. Farouq Al-atsary said

    trjmahan tafsir ibnu katsir diatas tdk lengkap hanya sbagian sj dan ini jelas suatu tindakan mnyembunyikan ilmu..

  14. Farouq Al-atsary said

    jelas2 sekali Al-Qur’an mngatakan Bahwa Allah ta’ala diatas langit di arsy…. ko’ malah mngingkari…???

  15. Orok menes said

    Dalam Surat As Sajdah ayat 4 menegaskan Allah BERSEMAYAM DI ATAS
    ARSY, kemudian dilanjutkan pada ayat 5 nya sbb : ” DIA MENGATUR URUSAN DARI LANGIT KE BUMI KEMUDIAN ( URUSAN ) ITU NAIK KEPADANYA DALAM SATU HARI YANG KADARNYA ADALAH SERIBU TAHUN MENURUT PERHITUNGAN MU”
    Dimanakah Alloh………apakah ada di menes ya,?????he…he…he,cek aing nu masih awam jelas di ayat 5 Surat As Sajdah bhw ALLOH TEH DI LAAANGIT…..

    • Yoga Pratama said

      dan apakah anda juga mengikari kalau Allah SWT itu dekat??? tubuh anda siapa yg gerakan???jantung anda siapa yg gerakan???malaikat siapa yg gerakan??? langit dan bumi beserta isinya siapa yg gerakkan???siapa yg menggerakkan virus” dan bakteri didalam tubuh kita??? apakah Allah SWT itu jauh???

      • abu alifiah said

        jangan gunakan akalmu..bahkan akal seluruh manusia+jin untuk memahami, mengimani Alloh subhanahu wata’ala…

    • salmet said

      pendpat aku yg awam sama kya kang orok . berilmu dulu baru berdakawah

  16. Hendra Perbangsa said

    iya betul, Alloh tidak perlu tempat Alloh ada dimana mana bahkan lebih dekat dr urat leher kita. jgn berfikiran picik kek yahudi kalo bicara mengenai Alloh brarti tidak ada 1 dzat nya pun yg sama dengan kita yg pasti itu adalah suatu dzat yg diluar pikiran manusia yg belum pernah kita lihat, Alloh bisa ada di mana mana krn Alloh maha kuasa. tolol kalo ada pertanyaan “sy bingungin, klo mmang Allah ada dimana2, knp ktika rasulallah isra mi’raj harus ke langit knp ga dimasjidil aqso aja atw dimadinah juga cukup kan ada dimana2, kan crita ini juga mahsyur tuh kiai juga setiap perayaan maulid nabi sering cerita begitu…” krn yg mau diambil hikmah adalah perjalanannya bukan ketemua Alloh nya, krn ini menyangkut ke nabi an, masa ketemuannya di pasar kalo kata bahasa manusianya getu.

    • Rahmat said

      hendra.,yoga belegug dia….nyaho belegug? lebih tolol dari pada yg tolol….,maaf saudara2 wahabi sengit sy baca tanggapan si hendra,di kkadek tangkurak dia ku aing hendra…….!!!!

    • Rahmat/orok menes said

      hendra.,yoga belegug dia….nyaho belegug? lebih tolol dari pada yg tolol….,maaf saudara2 wahabi sengit sy baca tanggapan si hendra,di kkadek tangkurak dia ku aing hendra…….!!!!

    • Mas To said

      aq kira pemikiran ini cm ad ditimurtengah aja…
      ternyata udh sampe sini to..

  17. NN said

    saya baru dengar ada sejarah seperti itu. juga artikel ini begitu meragukan. mungkin aqidah penulis masih perlu dipertanyakan.

    • setuju mas NN …memang hrus dipertanyakan …msih bodoh atau memang sengaja ingin menyesatkan umat ….yg mnulis artikel ini

      ___________________
      -bicara salafy-

      alangkah indahnya jika ada bantahan ilmiah dari anda, jadi bisa buat bahan pembanding!

  18. Abu Saif said

    Kalau orang NU / As’ariyyah membenci Salafy itu Mafhum. Karena NU mengajak wasilah kepada Kubur ( Orang Mati) dan Salafy tidak, kalau Salafy cukup dengan Asma’ul Husna tetapi NU menambah sifat yang 20. Kalau Salafy berdo’a dengan lirih, kalau NU dengan Keras2…Jadi gak usah dibahas. NU itu khan di Indonesia, kalau di arab atau dunia lain namanya As ‘ariyyah. Padahal Abul Hasan Al’Asy’ari sudah rujuk…..sampe jemblek’en wong NU yo koyo ngono, senjatane kalimat “WAHABI”, karena dalilnya hanya itu…”WAHABI” ..Nas’Alullohi as.salamah wal hudaa

  19. yang perlu kita pahami itu bahwa Allah berbeda dengan makhluk. kalau pemikiran kita masih terpaku bahwa Allah itu DzatNya sama dengan makhluk, ya begini ini jadinya.

  20. giok hanafi said

    Kalau Allah tidak ada diatas langit,kenapa Rasulullah ketika peristiwa Isra’ mi’raj naik ke langit..???

  21. Yudi W. said

    “Kuatkanlah iman menerima kabar Allah tersebut, yakinilah, benarkan, dan amalkan adab-abab tauhid dalam hidupmu…”

    Perkataan mas Thullab Salafy di atas Insyaallah benar..dan itu pemahaman para sahabat Radiyallahu ‘Anhum (salafus sholeh)

    Dalil tegas yang menyatakan abhwa Allah beristiwa’ (menetap tinggi) di atas ‘Arsy. ‘Arsy adalah makhluk Allah yang paling tinggi. Contoh ayat tersebut adalah:

    الرحمن على العرش استوى
    “(Yaitu) Rabb Yang Maha Pemurah. Yang beristiwa’ (menetap tinggi) di atas ‘Arsy .” (QS. Thoha : 5)

    Yakini, imani dan benarkan ayat diatas

    • ahmad syahid said

      mas yudi , antum tahu darimana jika istawa bermakna Istiqror (berdiam / menetap)…..?

      istawa itu mempunyai 15 arti dan antum sudah menetapkan dan memilih salahsatu makna darfi 15 makna yang dikandungnya , apakah antum yakin jika makna itu yang Allah kehendaki…….? apa dalilnya……..?

  22. Abu Aslam said

    YANG MEMUSUHI SYECH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB YAKINLAH BAHWA DIA AHLUL, BID’AH, AHLUL SYIRIK DAN SEMCAMNYA.

    • ahmad syahid said

      Abu Aslam sebaiknya antum tidak gampangan memvonis , lebih baik antum diskusi dengan pemilik blog atau dengan pengunjung lain , sehingga antum bisa terlihat bicara dengan ilmu.

  23. saya said

    Ahaha sok tau semua. Ntar kalo dah di akhirat baru pada diem.

  24. ardita said

    Anda ngawur sekali, apa ndak hafal alquran? Apa ndak memahami bahasa arab?? Lebih baik anda duduk belajar agama dari tingkat dasar dulu.

  25. ardita said

    Alquran itu turun bukan dgn bahasa indonesia. Kita kalau mau tahu isi alquran pelajari dulu bhs arab (bukan bahasa arab gaul/percakapan), melainkan kaidah2nya. Kemudian belajar pula ilmu2 dasar memahami alquran/ulumul quran, dll. Jgn ambil terjemahan, kemudian pakai akal doang memahaminya, smntr otak kita hanya segenggam! Jadi bingung sendiri ndak karu2an terlihat betapa bodohnyaaaaaaa kita… Yang dimaksud allah dekat dgn kita itu bgmn? Coba baca ayat tsb selengkapnya, pahami sesuai org arab zaman dulu(para sahabat) memahami, niscaya anda penulis artikel akan maluuuuuu

  26. Abet said

    Allah ada di langit?

    Karena penasaran, maka terbanglah aku membumbung ke LANGIT luas.
    Kutinggalkan bumi nan biru di BAWAH.

    DI BAWAH? oh.. tidak. Tidak berlaku lagi kata di Atas dan di Bawah, Tak ada lagi Timur dan Barat. Tidak ada siang dan malam. Semua itu relatif. Ketika kuposisikan kakiku menunjuk bumi maka kukatakan bumi ada di bawah, dan ketika kepalaku menghadap bumi, kukatakan bumi di Atas.

    Lalu teruslah aku terbang menjauhi bumi. Menjauhi tatasurya Matahari. Dengan kecepatan tak terbayangkan, kelewati tatasurya demi tata surya kudekati tepian Galaxy Bima Sakti.

    Bumi tempatku berdiam telah menjadi bagian dari LANGIT.
    Disini, di langit ini, DIA tak bisa kulihat dengan bola mataku.
    Jangankan DIA, Malaikat dan Jin pun tetap tak bisa kulihat.
    Jadi, kemana harus kupalingkan wajahku untuk menghadap-NYA?

    Kuteringat wejangan guru, “Kemanapun kau hadapkan wajahmu, disitulah wajah Allah”.

    Kupahami, di langit alam materi ini, tak mungkin kutemukan.
    Allah Maha Besar, Allah Sungguh Maha Besar. sedang aku sangat amat kecil. bahkan ukuranku tak sebanding sama-sekali dengan Tatasurya-Tatasurya ciptaan-NYA.
    Jadi bagi makhluknya, Allah ada di mana-mana, di barat dan di timur, di langit dan di bumi.

    Allah tidak serupa dengan apapun juga, maka Akalku pun diam tak kuasa merangkak.

    Salam

  27. Anggoro said

    Secara logika (hukum ‘Aqli) bisa kita jawab dengan pertanyaan, “Jika dzat ALLAH ada di langit, dimana ALLAH ketika langit belum dicipitakan dan dimana pula ketika langit dihancurkan saat kiamat nanti?”

    Secara logika, zat pasti hadir di alam tertentu ! Pasti Tuhan hadir di alam tertentu di luar langit dan bumi yang telah diciptakan Nya sebelum langit dan bumi diciptakan oleh Nya.

    Yang menjadi pertanyaan ialah Apakah Surga dan Neraka hadir di langit ? Jika demikian, akankah mereka juga hancur ketika kiamat datang menghampiri ? Menurut saya memang ada alam lain di luar langit dan bumi yang melingkupi surga dan neraka juga Arsy.

  28. Mudjiono said

    Ass wbkt
    Masalah utamanya kita tidak berani memetakan Allah dengan alasan Allah tidak butuh tempat. Peta itu penting agar kita dapat sampai ke alamat yang benar, tanpa peta kita akan tanya ngalor ngidul, bisa benar bisa juga tersesat. Mungkin kita umat Islam ini kalau berpikir sukanya egosentris kurang memahami ketidakterhinggaan dan ketidakterbatasan. Mari kita membayangkan sebelum alam semesta termasuk kita manusia ini ada, yang harus atau selalu ada itu siapa? Jawaban yang pasti adalah Allah. Lantas Allah menciptakan alam semesta itu ada dimana? Karena Allah itu Dzat tak berawal dan tak berakhir, maka hanya satu jawabnya yang mungkin yakni alam semesta ini berada di dalam Dzat Allah yang dikungkung di dalam bola Arasy. Sebesar apapun ukuran alam semesta, tidak ada artinya bila dibanding dengan Dzat Allah yang tak terbatas dan tak terhingga dan bila Allah berkehendak bisa saja alam semesta ini diremas kembali dan larut ke dalam Dzat Allah. Inilah makna Inna lillahi wa inailaihi roji’un. Ide ini sudah saya tulis dalam buku.
    Wass Mudjiono

  29. antigod said

    semoga yg nulis artikel ini benar2 seperti yang ditulis.
    capek ketemu orang yg pada pinter omong agama, tapi kelakuan sehari2nya bertolak belakang
    (ane dulu muslim, sampe akhirnya setelah keseringan terima kelakuan gak beres dari orang2 islam, mikir lagi dah)

    buat ane, sepanjang gak ngeganggu orang, bisa bermanfaat buat orang banyak jauh lebih baik daripada ngaku beragama tapi gak seperti isi ajaran agamanya

  30. Abu lebay said

    Wou… pengikut syeikul islam ibnu taimiyah dan syekul islam muhammad bin abdul wahhab dan syekul islam nasirudin al bani pada pinter2 ya???!!!! Selaras dengan keyakinan mereka

    1.paling pinter
    2.paling paham
    3.paling bener
    4.paling manusia dan yang lain manusia setengah kodok

    Ga ada lho orang gila tahu bahwa dia gila

  31. Abdillah Al Alif said

    MasyaAlloh antum nih….Ayub S.Kom. S.Kom itu sarjana dunia. Bukan sarjana agama. apa antum sudah jumpa sama orang-orang yang antum caci dan hina. apakah antum sudah tabayyun dengan mereka ? Apakah antum ada hujjah yang bisa antum jawab jika Alloh bertanya kepada antum tentang blog ini ?
    Antum bicara kejelekan orang lain atau yang mungkin mereka punya hujjah memfatwakan sesuatu, antum belum lahir mereka sudah berdakwah, tanpa antum sadari antum akan diminta pertanggung jawaban setiap detail yang antum tulis di blog ini. Andaikan benar mereka salah bukan bagian antum untuk membahas. Semoga Alloh memberikan petunjuk kepada antum.

  32. maaf ,apa yg anda bahas tentang aqidah ini …yg benar adalah memang ALLAH di atas langit dan hadist dri RASULULLAH yg diriwayatkan abu hurairah coba baca subsatnsinya ….dan baca surat tha ayat 5….bagi yg tda berilmu atau berilmu tpi untuk merusak aqidah ,janganlah membuat makar …krana kelak balasan makar ALLAH itu lebih hebat dri yg suka membuat makar….dan ALLAH tidak butuh perantara atau wasilah2 batil dgn kebanyakan umat melalkukan ibdah yg penuh kebida’han dan kemusyrikan . ….ABDULAH bin ABDUL WAHAB bukan lah sekte bgitu jga salafy….coba pahami dgn kerendahan hati kita siapa sih..orang2 soleh atau kaum terbaik umat ini ??? kalau bukan RASULULLAH & PARA SAHABATNYA (SALAF = TERDAHULU) . Dan memang keruskan umat ini adalah dri aqidah ..coba buka mata lebar2 dan pahami tentang ke ESAAN ALLAH dgn BAIK…..syukron

  33. yang nulis tentang ALLAH DIMANA MANA …berarti dia tidak paham makna AHAD….kalau dimana mana berati itu ragam alias banyak….dimana orang ini belajar dan dapat ilmunya .bahwa ALLAH dimana2 …….astadfirullah wa naudzubillah…..hamba berlindung dari kebodohan diri dan terlepasnya hidayah dan aqidah MU yg haq ….(perlu dipahami ALLAH itu ilmunya meliputi langit dan bumi dan ALLAH menerangkan bersemayam di atas ARSY di langit …tapi jangan kita samakan dgn mahlukNYA tentang tempat dan bersemayamnya ALLAH …(semoga cerdas dipahami !!)

  34. baca surat THAHA AYAT 5 & ASYUARA AYAT 11 (ALLAH DIATAS LANGIT DAN ALLAH TIDAK SAMA DGN MAHLUKNYA !! )

  35. kelak orang2 yang mengubah2 agama ALLAH & SUNNAH NABINYA…..(BIDA’H & SYIRIK) akan ALLAH balas dgn balasan yg hebat jika dia tidak mau bertobat kpda ALLAH . ….sesungguhnya kalau kita manusia yg waras tentu akan mnggunakan kesempatan hidup ini untuk mndekat kpda ALLAH & bertobat dri kesombongan kita bicara AGAMA ALLAH tapi TANPA ILMU ….dan berdusta atas NAMA RASULULLAH…..perbuatan ini lebih nista dari perbuatan seorang ahli maksiat……padahal nyawa orang ini ( YANG MENGATAKAN ALLAH DIMANA2) ada dalam genggaman ALLAH AZAWAJALLA…..lancang sekali bicara aqidah salaf tanpa ILMU yg haq ….

  36. otak anda dan hati anda tidak sinkron dgn kebenaran agama ini ,,,,jdi hati2 lah anda menulis artikel tentang AGAMA ALLAH ini ….karena dgn sperti ini anda berarti sombong terhadap ALLAH & RASUL NYA …dan anda ingin menyesatkan umat ISLAM dri kebenaran aqidah tauhid ini ….apa anda berani mendapat balasan dri ALLAH dgn kesombongan anda ini ….tidak lah manusia itu diberi kemampuan …melainkan digunakan untuk mengingkari ALLAH …padahal diberi teguran sdikit saja lewat bencana alam dan kelaparan mereka menangis sejadi2nya dan tak berdaya …..pikirkan itu !!!!

  37. abdirobbi said

    Bismillahirrohmanirrohiim, Segala puja dan puji bagi Alloh Subhanallohu Wata’ala, Sholawat dan salam bagi Baginda Nabi Besar Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wasallam.
    Lagi iseng2 nelusur eh mampir disini, kemudian saya baca, wah lucu2 banget ya’, saya jadi tersenyum sendiri nih, contoh sdr.Giok Hanafi “Kalau Alloh tidak ada diatas langit, kenapa Rosullulloh ketika peristiwa isra’mi’raj naik kelangit??”
    logikanya begini mas.. anda janjian sama teman bertemu disesuatu tempat mis dimoll atau stasiun, saya tanya apakah moll/stasiun itu tempat tinggal anda? kan bukan? begitu juga dengan isra’ mi’rajnya Rasullulloh ke langit, belum tentu langit itu tempat tinggal Alloh, ada lagi saudara2ku yang mengatakan Allah Ta’ala dilangit wow ..(makna istiwa menurut ijma’ para ulama terkemuka adalah bukan istikror yakni tempat berdiam/tinggal sebagaimana gambaran layaknya makhluk tetapi lebih kepada arti ketinggian sifat tempat yakni arsy) ketahuilah bahwa Alloh Ta’ala itu bukan ‘alam, selain daripada Alloh itu ‘alam/makhluk jadi segala sesuatu bentuk ‘alam itu pasti baharu dan suatu saat pasti akan musnah, hanya Alloh Ta’ala yang maha kekal.(maha suci Alloh Ta’ala daripada memerlukan tempat) Jadi Alloh Ta’ala bukan ‘alam maka Alloh tidak terikat oleh segala sesuatu apapun, so pasti akal kita bertanya2 sebelum semua ‘alam termasuk tempat (atas/bawah/kiri/kanan/depan belakang dan seterusnya) Alloh Ta’ala ciptakan Alloh dimana? baiklah jikalau saudara2ku mengatakan Alloh dilangit artinya Alloh tinggal/bertempat/berdiam dilangit sama saja artinya Alloh memerlukan/bergantung kepada tempat wah apa bedanya dengan kita makhluknya, jelas itu semua bagi sifat ketuhanan tertolak/bathil, sedangkan tempat itu sendiri Alloh Ta’ala yang ciptakan..
    Ada lagi yang bilang kitakan berdo’a menengadah kelangit berarti tuhan dilangit, ha…ha.. lucu juga, apakah mas pernah lihat atau mas ikut sebagai peserta upacara baik diistana negara/disekolah/diinstansi2 saat upacara ketika inspektur upacara berkata “berdo’a dimulai…” apa seluruh peserta upacara mendongak keatas, wong saya lihat pada tunduk kebawah kok, itu bagaimana? apa dengan begitu Tuhan ada dibawah?, kalau pada saat berdo’a kita menengadahkan wajah dan tangan ke atas itu artinya cuma i’tiqod atas mensifati ketinggian Alloh Ta’ala dan cara salah satu adab dalam berdo’a, wong gak menatap keatas juga boleh2 aja kok.
    Saran saya Janganlah kita ikut2an mengadakan hal-hal yang tak layak bagi Alloh Tuhan semesta ‘alam dengan menisbahkan bahwa Alloh itu diatas/dilangit dan sebagainya, padahal kita belum memahami/mendalami ilmu tauhid,

    Ada lagi saudara2 seagama saya mengatakan bahwa kita harus berbicara berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist, la iya wong kita orang muslim mau kemana lagi kalau bukan ke Al-Qur’an dan hadist? tapi kan Al-Qur’an dan hadist memberitahunya banyak yang bersifat global atau garis besarnya, nah yang memerinci sedetail2nya ya para ulama yang memang telah teruji/diakui oleh dunia kesolehannya dan kedalaman ilmunya, seperti imam ahmad bin hanbal, imam malik, imam hanafi, imam syafi’i dll yang setara dengannya

    Wallohu a’lam bisawab. semoga Alloh Ta’ala selalu merahmati kita semua dan selalu lurus dalam beri’tiqod/beraqidah kepadaNya aamiin.

    • erwin said

      Ada dalil-nya? atau akal-akalan semata?

      • wawan said

        Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan muncul suatu sekte/firqoh/kaum dari umatku yang pandai membaca Al Qur`an. Dimana, bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingkan dengan puasa kalian. Mereka membaca Al Qur`an dan mereka menyangka bahwa Al Qur`an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al Qur`an itu adalah (bencana) atas mereka. Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya”. (HR Muslim 1773)

    • abu Rizal said

      bismillah,upacara adalah adopsi dari budaya barat,begitupula mengheningkan cipta adalah tradisi barat yang kita adopsi sementara rasulullah dan para sahabat tabiin dan tabiun adalah generasi yang paling baik tidak pernah melakukan hal tersebut ,ente terlalu kebarat-baratan…orang barat aja banyak masuk islam karna pemikiran kayak ente ngak mereka pakai lagi,,ente malahan jalan di tempat,kaji lebih baik logika anda..

  38. abdirobbi said

    Bismillahirrohmanirrohiim, Segala puja dan puji bagi Alloh Subhanallohu Wata’ala, Sholawat dan salam bagi Baginda Nabi Besar Muhammad Sholallohu ‘Alaihi Wasallam.
    Lagi iseng2 nelusur eh mampir disini, kemudian saya baca, wah lucu2 banget ya’, saya jadi tersenyum sendiri nih, contoh sdr.Giok Hanafi “Kalau Alloh tidak ada diatas langit, kenapa Rosullulloh ketika peristiwa isra’mi’raj naik kelangit??”
    logikanya begini mas.. anda janjian sama teman bertemu disesuatu tempat mis dimoll atau stasiun, saya tanya apakah moll/stasiun itu tempat tinggal anda? kan bukan? begitu juga dengan isra’ mi’rajnya Rasullulloh ke langit, belum tentu langit itu tempat tinggal Alloh, ada lagi saudara2ku yang mengatakan Allah Ta’ala dilangit wow ..(makna istiwa menurut ijma’ para ulama terkemuka adalah bukan istikror yakni tempat berdiam/tinggal sebagaimana gambaran layaknya makhluk tetapi lebih kepada arti ketinggian sifat tempat yakni arsy) ketahuilah bahwa Alloh Ta’ala itu bukan ‘alam, selain daripada Alloh itu ‘alam/makhluk jadi segala sesuatu bentuk ‘alam itu pasti baharu dan suatu saat pasti akan musnah, hanya Alloh Ta’ala yang maha kekal.(maha suci Alloh Ta’ala daripada memerlukan tempat) Jadi Alloh Ta’ala bukan ‘alam maka Alloh tidak terikat oleh segala sesuatu apapun, so pasti akal kita bertanya2 sebelum semua ‘alam termasuk tempat (atas/bawah/kiri/kanan/depan belakang dan seterusnya) Alloh Ta’ala ciptakan Alloh dimana? baiklah jikalau saudara2ku mengatakan Alloh dilangit artinya Alloh tinggal/bertempat/berdiam dilangit sama saja artinya Alloh memerlukan/bergantung kepada tempat wah apa bedanya dengan kita makhluknya, jelas itu semua bagi sifat ketuhanan tertolak/bathil, sedangkan tempat itu sendiri Alloh Ta’ala yang ciptakan..
    Ada lagi yang bilang kitakan berdo’a menengadah kelangit berarti tuhan dilangit, ha…ha.. lucu juga, apakah mas pernah lihat atau mas ikut sebagai peserta upacara baik diistana negara/disekolah/diinstansi2 saat upacara ketika inspektur upacara berkata “berdo’a dimulai…” apa seluruh peserta upacara mendongak keatas, wong saya lihat pada tunduk kebawah kok, itu bagaimana? apa dengan begitu Tuhan ada dibawah?, kalau pada saat berdo’a kita menengadahkan wajah dan tangan ke atas itu artinya cuma i’tiqod atas mensifati ketinggian Alloh Ta’ala dan merupakan cara salah satu adab dalam berdo’a, wong gak menatap keatas juga boleh2 aja kok.
    Saran saya Janganlah kita ikut2an mengadakan hal-hal yang tak layak bagi Alloh Tuhan semesta ‘alam dengan menisbahkan bahwa Alloh itu diatas/dilangit dan sebagainya, padahal kita belum memahami/mendalami ilmu tauhid,

    Ada lagi saudara2 seagama saya mengatakan bahwa kita harus berbicara berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist, la iya wong kita orang muslim mau kemana lagi kalau bukan ke Al-Qur’an dan hadist? tapi kan Al-Qur’an dan hadist memberitahunya banyak yang bersifat global atau garis besarnya, nah yang memerinci sedetail2nya ya para ulama yang memang telah teruji/diakui oleh dunia kesolehannya dan kedalaman ilmunya, seperti imam ahmad bin hanbal, imam malik, imam hanafi, imam syafi’i dll yang setara dengannya, sepeninggalan Rosullulloh kalau bukan perantara jasa para shohabat dan ulama dalam menjabarkan kedetail2nya tata-cara menjalankan ibadah sebagaimana mestinya, pasti kita tidak tahu cara beribadah, cara beri’tiqod kepada Alloh Ta’ala.dengan benar.

    Wallohu a’lam bisawab. semoga Alloh Ta’ala selalu merahmati kita semua dan selalu lurus dalam beri’tiqod/beraqidah kepadaNya aamiin.

    • Nisa Bo Sa said

      عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ الْحَكَمِ السُّلَمِيِّ رضي الله عنه قَالَ: …وَكَانَتْ لِيْ جَارِيَةٌ تَرْعَى غَنَمًا لِيْ قِبَلَ أُحُدٍ وَالْجَوَّانِيَةِ فَاطَّلَعْتُ ذَاتَ يَوْمٍ, فَإِذَا بِالذِّئْبِ قَدْ ذَهَبَ بِشَاةٍ مِنْ غَنَمِهَا, وَأَنَا رَجُلٌ مِنْ بَنِيْ آدَمَ, آسَفُ كَمَا يَأْسَفُوْنَ, لَكِنِّيْ صَكَكْتُهَا صَكَّةً, فَأَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم عليه و سلم فَعَظَّمَ ذَلِكَ عَلَيَّ, قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ, أَفَلاَ أُعْتِقُهَا؟ قَالَ: ائْتِنِيْ بِهَا, فَقَالَ لَهَا: أَيْنَ اللهُ؟ قَالَتْ: فِيْ السَّمَاءِ, قَالَ: مَنْ أَنَا؟ قَالَتْ: أَنْتَ رَسُوْلُ اللهِ, قَالَ: فَأَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ.
      Dari Muawiyah bin Hakam As-Sulami -radhiyallahu ‘anhu- berkata: “…Saya memiliki seorang budak wanita yang bekerja sebagai pengembala kambing di gunung Uhud dan Al-Jawwaniyyah (tempat dekat gunung Uhud). Suatu saat saya pernah memergoki seekor serigala telah memakan seekor dombanya. Saya termasuk dari bani Adam, saya juga marah sebagaimana mereka juga marah, sehingga saya menamparnya, kemudian saya datang pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ternyata beliau menganggap besar masalah itu. Saya berkata: “Wahai Rasulullah, apakah saya merdekakan budak itu?” Jawab beliau: “Bawalah budak itu padaku”. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Dimana Allah?” Jawab budak tersebut: “Di atas langit”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya lagi: “Siapa saya?”. Jawab budak tersebut: “Engkau adalah Rasulullah”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Merdekakanlah budak ini karena dia seorang wanita mukminah”.
      a. Takhrij Hadits
      Seluruh jalan hadits ini melewati dua jalur berikut:
      1. Jalur Imam Malik bin Anas – Hilal bin Ali bin Abu Maimunah – Atha’ bin Yasar – Muawiyah bin Hakam As-Sulami.
      2. Jalur Yahya bin Abi Katsir – Hilal bin Ali bin Abi Maimunah – Atha’ bin Yasar – Muawiyah bin Hakam As-Sulami.
      Adapun perinciaan takhrij hadits ini sebagai berikut:
      1. Jalur Imam Malik
      Hal ini sebagaimana riwayat beliau sendiri dalam Al-Muwatha (2/772/no.8), Imam Syafi’i dalam Ar-Risalah (no. 242 -Tahqiq Syaikh Ahmad Syakir-), Nasa’i dalam Sunan Kubra sebagaimana dalam Tuhfatul Asyraf (8/427) oleh Al-Mizzi, Utsman bin Said Ad-Darimi dalam Ar-Radd ‘ala Jahmiyyah (no. 62), Ibnu Huzaimah dalam Kitab Tauhid (hal. 132 -Tahqiq Syaikh Khalil Haras-), Al-Baihaqi dalam Sunan Kubra (10/98/no. 19984), Al-Baghawi dalam Syarh Sunnah (9/246/no. 2365), Ibnu Abdil Barr dalam At-Tamhid (9/69-70) dan Al-Ashbahani dalam Al-Hujjah fi Bayanil Mahajjah (2/102/no. 57).

      HANYA ORANG2 YANG KERASUKAN SETAN AJA BAHWA ALLAH ADA DI MANA-MANA…..

  39. pencari paham said

    Hidayah yang Allah berikan tuk memahami ayat2 Al-qur’an tergantung Orangnya,bila sukanya syari’at ya phamnya sebatas syari’at atau hakikat ia akan mendapatkan pahaman tentang hakikat, atau kedokteran dlm bidang obat-obat dan yang lainya misal akan didapatnya melalui Al-qur’an singkat kata Al-qur’an kitab kita is the best one untuk setiap element.jadi bila ada perbedaan paham itu wajar yang kurang ajar saling menyalahkan,bukankah kata nabi ” PERBEDAAN PENDAPAT UMATKU ITU RAHMAT ” jadi mari kita saling tukar pemahaman agar islam terus berkembang dan jaya , jangan mengukur pemahaman orang lain dengan ilmu kita, karena ilmu itu luas.bila ada bertentangan dengan pemahaman kita jdikan PR buat kita agar lebih giat dalam mengkaji ilmu agama sampai keakar-akarnya….
    cihuoiyyyy………….. DOn’t you think it ?????………..

  40. indonesiana said

    Pendapat Allah (Penguasa Alam Semesta) ada di langit duduk di singgasananya yang bernama Arsy dikelilingi Malaikat mungkin supaya serupa dengan gambaran raja-raja di bumi yang memiliki singgasana dan para pengawal. Gambaran tersebut dibuat sebagai legitimasi kekuasaan para raja (terutama raja di Saudi Arabia). Supaya orang beranggapan bahwa raja adalah penguasa tertinggi di dunia sebagai wakil Allah di muka bumi.

    Orang yang masih beranggapan bahwa langit adalah sesuatu yang di atas adalah orang yang bodoh karena berarti tidak pernah lulus sekolah dasar. Kita tahu bahwa karena bumi itu berbentuk bulat maka orang yang berada di belahan bumi utara dan selatan berbeda langitnya. Orang yang berada di belahan bumi barat dan timur juga beda langitnya. Jika Allah (hanya) ada di langit, di belahan langit mana Allah berada ? di Langit orang yang ada dibelahan utara atau selatan atau timur atau barat ?

    Menurut yang saya baca dan saya dengar hanya orang Kristen yang menganggap Alah Bapa ada di langit, Koq pendapat Allah (hanya) ada di langit mirip doktrin Kristen ya ?

    • Nisa Bo Sa said

      عَنْ أَبِيْ رَزِيْنٍ قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ ! أَيْنَ كَانَ رَبُّنَا قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ خَلْقَهُ؟ قَالَ :كَانَ فِيْ عَمَاءٍ مَا تَحْتَهُ هَوَاءٌ وَمَا فَوْقَهُ هَوَاءٌ وَمَا ثَمَّ خَلْقٌ, عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ
      Dari Abu Razin berkata: Saya pernah bertanya: Ya Rasulullah, dimana Allah sebelum menciptakan makhlukNya? Nabi menjawab: Dia berada di atas awan, tidak ada udara di bawahnya maupun di atasnya, tidak makhluk di sana, dan ArsNya di atas air”. [HR. Tirmidzi (2108), Ibnu Majah (182), Ibnu Hibban (39 -Al-Mawarid), Ibnu Abi Ashim (1/271/612), Ahmad (4/11,12) dan Ibnu Abdil Barr dalam At-Tamhid (7/137). Lihat As-Shahihah 6/469]

      MENURUT ANDA BACA ADALAH BUKU DARI SYAITAN……

  41. bambang kuncoro said

    sesama muslim kok pada geger malah diketawain pemeluk agama lain tuh…ayam dengan telur duluan mana? yang lain dah makan ayam makan telur…..goblog kabeh.. gendeng rawiwis..rek..rek

    ________________
    -bicara salafy_

    Bukan gegeran kok mas, tapi tukar pikiran kan nggak masalah?
    kalo ada yang uring-uringan itu sih masih belajar apa yang namanya tukar pikiran!
    biarkan saja lama-lama kan terbiasa..

  42. haryi said

    @hero. looo klau merasa salafi ditunggangi wahabi kenapa diemmmm aja.

  43. Muhammad Nasir said

    Orang2 salafy wahabi memang keras kepala seenaknya dewe……tobat;\lah engkau pengikut salafy wahabi……..di tempat kami mereka tak berkutik,,,,,hanya ngomong doang tapi hatinya busuk…..nggak mau hidup bermasyarakat….karena mereka merasa hebat sendiri……sadarlah sadarlah sebelum terlambat nyawamu di cabut Yang Maha Kuasa.

  44. Hendra said

    hehehe…itu maksud ane emang dia pikir langit datar kale (dasar bloon) cari di wiki sana gimana bentuk langit berdasarkan keilmuwan yg nyata secara fisik dan tdk menyalahi kaidah alam, Bumi itu bulat bukan datar jadi kalu si wahab ada di ujung utara bumi dia akan menunjuk langit utara di atas, sedangkan kalu wahab ntu ke ujung bumi selatan dia akan menunjuk langit selatan yg pastinya ada di bawah langit utara, demikian jg dengan yg dibagian barat, timur, tenggara dll kalu udah getu pertanyaan buat mahzab wahab adalah di langit yg mana…..????
    ane seh simpel aja memaknai bahwa Allah ada tanpa tempat atau arah karena semua ciptaannya pasti berasal dr Dzat NYA semua penciptaan ada dalam Dzat NYA, sangat aneh seekor ikan bertanya di mana laut ( ngga tau kalo si ikan ada didalamnya), dodol kalian wahabi.

  45. hary said

    banyak belajar aja. allah meninggikan derajat orang-orang yang berilmu….amin

  46. Qomar said

    Uda deh bikin cape aja baca artikel kyak gni,ayo baca alquran ja…yuk?

  47. Usamah Pontianak S.pd said

    Ayo baca ,ana ikut ma Qomar ja….

  48. roni said

    Sodara sodara ku yg insya Alloh di cintai Alloh. marilah kita merenung dan koreksi diri kita apakah kita ini sudah pandai dan menguasai semua ilmu Alloh padahal ilmu Alloh itu yang di turunkan kebumi hanya tidak lebih setetes air lautan ,jadi intinya ilmu yg kita pelajari di dunia ini masih banyak yg tersembunyi dan tidaklah tidak mungkin rahasia Alloh akan di berikan kepada hambanya yg di kehendaki. Wallohuaalam.

  49. ali omar said

    Dalam isu ini, untuk sedikit pencerahan dan pemahaman, kita harus ada pengetahuan sains tentang sistem cakerawala ini.Bacalah tulisan tentang sains astronomi, mungkin kita boleh sedikit faham dimana kaki kita berpijak sekarang ini. Beruntung kita sebagai muslim yang memahami selokbelok sains angkasa, maka sedikit sebanyak kita boleh memahami apa itu langit yang Al-Quran maksudkan. Jangan berfikir sempit dengan ilmu Allah yang maha luas.

  50. insan kamil said

    Aneh yaa..ada yg balas komen di blog ini seolah2 mereka lah ajaran yg paling benar sesuai Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, bahkan sampe berkata2 kasar sgala..ente tuh pada ketinggian ilmu kali yaa..? Rasulullah SAW aja yg plg mulia akhlak dan paling tinggi ilmu nya saja tdk sampai berkata2 spt itu..menurut keyakinan ‘saya jk suatu ilmu itu baik ‘ambil’,tapi jk ilmu itu tdk baik ‘buang..!! Apa susahnya sih’ tdk perlu saling bantah2an apalagi sok plg benar ! Walaupn ajaran ente itu benar, saya yakin tdk akan ada umat yg ikut ajaran ente karna kata2 kasar ente itu berasal dr Iblis ( yg menyesatkan ) Sungguh umat islam ini terbagi 73 golongan,hy satu golongan yg ke surga, 72 golongan sisanya ke Jahannam. Wassalam

  51. musafir said

    Belajar Agama Islam harus kepada ulama, ustadz atau ahliya. Bukan pada tukang ketoprak, tukang atau tukang insinyur sekalipun. Meskipun mereka bisa baca dan tulis arab.

Tinggalkan Balasan ke indonesiana Batalkan balasan