Mereka Bicara Salafy & Wahabi

nGumpulin Tulisan Menyorot Salafy Wahabi

Catatan Penting Jalannya Dialog Ustadz Idrus Ramli Dengan Ustadz Firanda Andirja dan Ustadz Zainal Abidin di Batam

Posted by bicarasalafy pada Desember 30, 2013

Catatan Penting Jalannya Dialog Ustadz Idrus Ramli Dengan Ustadz Firanda Andirja dan Ustadz Zainal Abidin di Batam

SUMBER: http://www.muslimedianews.com/2013/12/catatan-penting-jalannya-dialog-ustadz.html

debat aswaj firanda

Pada 28 Desember 2013 telah diadakan mudzakaroh atau dialog antara pihak Ahlussunnah dengan pihak Salafi Wahabi mengusung tema “Dengan Mudzakaroh Kita Bangun Kebersamaan Bersatu Dalam Perbedaan”. Dialog yang diadakan di Ruang Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Batam ini menghadirkan KH. Muhammad Idrus Ramli Asy-Syafi’i sebagai pembicara mewakili Ahlussunnah wal Jama’ah berhadapan dengan Ustadz Firanda Andirja dan Ustadz Zainal Abidin yang mewakili kelompok Wahabi (radio Hang FM).

Dalam dialog itu tampak hadir KH. Thobari Syadzily yang menenami KH. Muhammad Idrus Ramli tetapi beliau ternyata tidak ikut menjadi pembicara hanya menemani duduk karena tidak diberi waktu berbicara, kecuali 1 menit menjelang acara dihentikan. Meski tidak berimbang, 1 Ahlussunnah melawan 2 Wahabi, dialog berjalan dengan baik dan lancar.
Ada beberapa tema yang disodorkan yang menjadi topik pembahasan, yaitu:
.
.
  • Pengertian dan Hukum Bid’ah
  • Hukum niat Sholat dan Qunut
  • Hukum Tahlilan, membacaYasinan dan Do’a bersama
  • Hukum Ziara Kubur danTabarruk/ Tawassul
  • Hukum menghormati Bendera dalam setiap upacara atau lainnya.

Dan berikut adalah catatan singkat bagaimana jalannya dialog antara KH. Muhammad Idrus Ramli yang sendirian berhadapan dengan Ustadz Firanda Andirja dan Ustadz Zainal Abidin di Batam:

  1. Dalam dialog tersebut, perwakilan dari Ahlussunnah Wal-Jama’ah sebagai pembicara, hanya al-faqir Muhammad Idrus Ramli. Sedangkan Kiai Thobari Syadzili, hanya menemani duduk, tidak diberi waktu berbicara, kecuali 1 menit menjelang acara dihentikan. Sementara dari pihak Radio Hang atau Wahabi, adalah Ustadz Zaenal Abidin dan Ustadz Firanda Andirja. Isu-isu dari kaum Wahabi, bahwa perwakilan dari Ahlussunnah adalah saya dan beberapa orang, adalah tidak benar. Jadi yang benar, debat 1 orang lawan 2 orang.
  2. Dalam acara dialog tersebut, semua pembicara dibatasi oleh waktu. Karenanya mungkin banyak pembicaraan Wahabi yang tidak sempat kami tanggapi, dan sebaliknya.
  3. Dalam pengantar dialognya, Ustadz Zaenal Abidin Lc, yang mewakili pihak Wahabi, mengaku sebagai warga NU (Nahdlatul Ulama) tulen. Padahal selama ini, dalam ceramah-ceramahnya ia selalu membid’ahkan amalian warga NU. Dan ternyata, dalam dialog tersebut, Zaenal Abidin, tidak bisa menyembunyikan jatidirinya yang Wahabi. Ia menyalahkan ajaran NU seperti menerima bid’ah hasanah, melafalkan niat dalam ibadah, qunut shubuh, tahlilan (kendurenan tujuh hari), Yasinan dan Yasin Fadhilah. Silahkan pemirsa menilai sendiri dengan hati nurani. Zaenal mengaku warga NU tulen, tetapi menyalahkan semua amaliah NU.
  4. Delegasi dari Wahabi, Zaenal maupun Firanda, tidak menaruh hormat kepada pendapat para ulama besar sekaliber Imam Ahmad bin Hanbal, Imam an-Nawawi, al-Hafizh Ibnu Hajar dan lain-lain. Misalnya dalam bahasan bid’ah hasanah, saya mengutip pendapat Imam an-Nawawi yang menjelaskan bahwa hadits kullu bid’atin dhalalah, dibatasi dengan hadits man sanna sunnatan hasanatan. Firanda tidak menghargai pendapat Imam an-Nawawi tersebut, dan memilih berpendapat sendiri. Padahal dia, masih belum layak memiliki pendapat sendiri. Bahkan memahami karya para ulama juga sering keliru. Pembaca dan pemirsa tentu tahu, bahwa ciri khas kaum liberal atau JIL adalah menolak otoritas ulama.
  5. Zaenal dan Firanda menggunakan standar ganda dalam menilai pendapat para ulama. Ketika pendapat mereka sesuai dengan semangatnya, mereka mati-matian menyerang tradisi NU, seperti dalam kasus tradisi kenduri kematian selama 7 hari, yang dihukumi makruh dalam kitab-kitab Syafi’iyah. Seakan-akan mereka lebih Syafi’iyah dari pada warga NU. Akan tetapi ketika pendapat para ulama tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka, Firanda dan Zaenal menganggap pendapat tersebut tidak ada apa-apanya. Seperti dalam bahasan bid’ah hasanah. Sikap mendua seperti ini, mirip sekali dengan kebiasaan orang Syiah. Ketika hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim sesuai dengan keinginan Syiah, mereka jadikan hujjah. Akan tetapi ketika hadits-hadits tersebut berbeda dengan hawa nafsu Syiah, mereka tolak dan mereka dustakan.
  6. Dalam bahasan qunut shubuh, Firanda melakukan kesalahan ilmiah ketika mengomentari tanggapan saya terhadap hadits Abi Malik al-Asyja’i. Sebagaimana dimaklumi, dalam riwayat al-Tirmidzi, an-Nasa’i, Musnad Ahmad dan Ibnu Hibban, Abu Malik al-Asyja’i menafikan qunut secara mutlak, baik qunut nazilah maupun qunut shubuh. Tetapi Firanda mengatakan bahwa dalam kitab-kitab hadits, hadits Abu Malik al-Asyja’i menggunakan redaksi yaqnutun fil fajri (qunut shalat shubuh). Ternyata setelah kami periksa dalam kitab-kitab hadits, kalimat fil fajri tidak ada dalam riwayat-riwayat tersebut. Silahkan diperiksa dalam Sunan al-Tirmidzi juz juz 2 hal. 252 (tahqiq Ahmad Syakir), Sunan al-Kubra lin-Nasa’i, juz 1 hal. 341 tahqiq at-Turki atau al-Mujtaba lin-Nasa’i juz 2 hal. 304 tahqiq Abu Ghuddah.
  7. Firanda memaksakan diri mengatakan bahwa hukum kenduri kematian selama tujuh hari menurut Syafi’iyah adalah makruh tahrim. Padahal dalam kitab-kitab Syafi’iyah, hukumnya adalah bid’ah yang makruh dan tidak mustahabbah, alias bukan makruh tahrim. Untuk menguatkan pandangannya, Firanda mengutip pernyataan Syaikhul Islam Zakariya al-Anshari, dalam Asna al-Mathalib, yang berkata “wa hadza zhahirun fit tahrim”. Ternyata setelah kami periksa, Syaikhul Islam Zakariya, masih menghukumi kenduri kematian dengan makruh atau bid’ah yang tidak mustahab (tidak sunnah). Sedangkan keharaman yang menjadi makna zhahir hadits tersebut, oleh beliau dialihkan kepada bukan tahrim. Hal ini dapat dipahami, ketika membaca dengan seksama, bahwa Syaikhul Islam Zakariya dalam pernyataan tersebut, mengutip dari Imam an-Nawawi dalam Raudhah al-Thalibin dan al-Majmu’, yang menghukumi kenduri kematian dengan bid’ah yang tidak mustahab.
  8. Zaenal Abidin, kurang memahami istilah-istilah keilmuan. Misalnya tentang qiro’ah syadzdzah (bacaan yang aneh atau menyimpang), dalam membaca al-Qur’an. Menurut Zaenal, orang yang membaca ayat al-Qur’an, apabila diulang-ulang maka termasuk qiro’ah syadzdzah yang diharamkan. Sebaiknya Zaenal belajar ilmu qiro’ah atau ilmu tafsir agar tidak keliru dalam hal-hal kecil.
  9. Dalam bahasan melafalkan niat, menurut Firanda dan Zaenal, redaksi niat harus menggunakan redaksi usholli dan nawaitu showma ghadin. Kalau redaksinya dirubah menjadi nawaitu an ushalliya atau inni shoimun, dan atau ashuumu, menurut mereka adalah salah dalam madzhab Syafi’iyah.
Demikian beberapa catatan kami terhadap dialog kemarin. Wallahul muwaffiq.
Wassalam
Oleh: Muhammad Idrus Ramli (Batam, 30 Desember 2013).
.
.
.

42 Tanggapan to “Catatan Penting Jalannya Dialog Ustadz Idrus Ramli Dengan Ustadz Firanda Andirja dan Ustadz Zainal Abidin di Batam”

  1. ridwan said

    DULU AKU JUGA IKUT-IKUTAN NYEBUTIN DAN NGATAIN: …SALAFI WAHABI…SALAFI WAHABI….. AHLUSSUNNAH VS SALAFI WAHABI … BEGITULAH DULU KETIKA AKU MASIH BODOH TENTANG SIAPA AHLUSSUNNAH SEBENARNYA? TERNYATA TUDUHAN SALAFI WAHABI ITU HANYALAH FITNAH DAN SEMU DALAM KAMUS ILMIYYAH…. DAN AKU DAPATI JUSTRU MEREKA YANG DIPOJOK2KAN SEBAGAI SALAFI WAHABI ITU TERNYATA MALAHAN AHLUSSUNNAH YANG SEBENARNYA… COBA AJA ANDA SIMAK BAIK2 RADIO ROA DAN TV ROJA, INSAN TV, ATAO WESEL TV … PASTI KAMU AKAN DAPAT BANYAK ILMU TENTANG PENTINGNYA KOMITMEN TERHADAP SUNNAH NABI DAN TENTANG BAHAYANYA LAWAN SUNNAH YAITU BID’AH YANG SANGAT DIBENCI OLEH BAGINDA NABI….

    • zaki said

      Kalau yang berbicaranya pembela bid’ah…… saya ngga percaya ………
      Kalau yang berbicaranya pembela sunnah …..Insya Allah saya percaya…

  2. HArusnya kita menilainya secara berimbang, kan udah dibekali otak oleh Allah… Kecuali jika anda bukan termasuk orang yg dibekali tersebut…
    http://daesaomi.blogspot.com/2013/12/mohon-ikhwan-ikhwan-salafy.html

  3. Bohong anda !!!!! padahal fakta kami melihat sendiri jalannya mudzakroh, moderator bilang masing2 dua narasumber diberi kesempatan berbicara dgn di batasi waktu… bukan hanya idrus ramli yg di suruh moderator bicara, mungkin Kiyai tidak sanggup bicara…. jangan bohongin donk…. orang muslim ko! bohong…. kami bersumpah “DEMI ALLAH” Semua kami lihat jalannya dialog tersebut sampai akhir….. payah ente…..

  4. San said

    Yah…kalo lihat dialognya sih, di sini tampak idrus Ramli berdusta lagi…..cek disini http://www.firanda.com/index.php/artikel/bantahan/553-idrus-ramli-nekat-berdusta-demi-menuduh-firanda-berdusta

  5. San said

    Assalamu’alaiku m wr. wb.
    Ya ustadz, tidak heran dengan golongan NU sarungan, jangankan pada ustadnya, dari syiah kabar fitnah tentang keburukan “Wahabi” saja ditelan mentah-mentah, andai saja Iblis mengarang buku seperti buku syaikh Idahram, para kaum sarungan bin tahlilan juga di telan mentah-mentah. Ingat dakwah Kyai Marzuki Mustamar yang saya dengar berisi fitnah total saja dijadikan rujukan kaum sarungan sebagai kabar kebenaran. Naudzubilahimin dzalik. Kaum sarungann itu prinsipna ASal WAni JAwab.

  6. Hen said

    ustadz, ana udah lihat video nya, terlihat sekali ustadz menggunakan pemikiran ustadz sendiri dan mencari2 dalil pembenaran atas bidah yg terjadi saat ini, dan ustadz … seharusnya takut kepada Allah, karena tidak berani menyampaikan kebenaran kepada umat hanya karena ustadz tidak berani melawan “tradisi”/budaya jahil yg saat ini terjadi pada umat. -mudah2an Allah memberikan hidayah kepada Ustadz-

  7. yaini said

    ustad tulisan ustad apa benar salafi yang di pahami orang yang ngaku salafi apa begitu seperti yang ustad tulis begitu mengerikan

  8. Abu fadil said

    Sepertinya Ustad Ramli yang tidak ngasih waktu ke Kiyai Thobari, afwan kalau mata ana salah lihat.

  9. nucy10 said

    jika wahabi yg di maksud adalah “orng2 yg berpegang tegu kpd Sunnah dan menjauhi perkara bid’ah, maka saksikanlah Ana Wahabi”

    ana bangga dg Sunnah! dan ana tdk perlu sesuatu yg baru (dlm agama), sekalipun itu mengagumkan.

  10. nucy10 said

    jika wahabi yg di maksud adalah “orng2 yg berpegang tegu kpd Sunnah dan menjauhi perkara bid’ah, maka saksikanlah Ana Wahabi”

    ana bangga dg Sunnah! dan ana tdk perlu sesuatu yg baru (dlm agama), sekalipun itu mengagumkan.

  11. ABU ZAHRA said

    KEBENARAN AKAN NAMPAK WALAUPUN DIHUJAT DAN DI FITNAH…ALKHAMDULILLAH ANA SUDAH MENINGGALKAN CARA BERAGAMA LAMA SEWAKTU MASIH DI ASWAJA ( ASLI WARISAN JAWA)…KEMBALILAH KEPADA CARA BERAGAMA SEPERTI APA YG DIPAHAMI OLEH PARA SALAFUSSOLEH..( MANHAJ SALLAF)

  12. WAHABI itu sendiri adalah AHLUSUNNAH WAL JAMAAH, dan AHLUSUNNAH WAL JAMAAH adalah islam yang mengikuti ajaran-ajaran terdahulu seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah beserta para Sahabatnya, BUKAN AJARAN YANG MENGIKUTI TRADISI-TRADISI / BUDAYA JAMAN DAHULU YANG TIDAK DI CONTOHKAN OLEH RASULULLAH BESERTA SAHABATNYA.

  13. Ali Yasir said

    kalau dilihat buku tulisan ustadz M. idrus Ramli banyak dinilai memuat hadits-hadits palsu….. begitulah hanya ingin mempertahankan tradisi yang mendatangkan keuntungan, bohong sudah menjadi kebiasaan….seperti ky marzuki mustamar….pada waktu ceramah di desa saya, hanya memecah umat tidak melakukan pencerahan ….ya…hanya mempertahankan tradisi-tradisi, padahal dalam tradisi itu melanggar agama, yang diamalkan adalah hadits-hadits dhoif dan palsu……semoga Alloh memberikan petunjuk kepada M.idrus ramli dan rekan-rekannya…

  14. liza said

    Saya meihat sendiri jalannya dialog, terihat ustad Firanda dan Ustad Zainal Abidin bicara berdasarkan Hujjah yang benar dan berasal dari Al Quran dan hadis Bukannya berdasarkan hawa nafsu belaka. Seperti Ustad Idrus Ramli, yang berpedoman sama adat kebiasaan masyarakat…tampa ada dalil2 yang shohih.

  15. sultan hadiwijaya said

    ya dialog cukup adil dalam hal waktu, masing masing pemateri diberi waktu, tp ga tahu kok ust.Tobari ga memberikan materinya. insyaalloh sudah bisa dipahami siapa yang memaksakan dalil dan tidak mau belajar menerima kebenaran, demi Alloh kalo mayoritas ummat muslim Indonesia begini terus, bagaimana bisa datang Baldatun thoyyibatun warobbun ghofur, maaf kalo salah dikoreksi

  16. Nuril Huda said

    Apakah ini bener tulisan Ustadz Idrus Romli?
    Kalau begitu Anda begitu arogan. Kesan saya :
    1. Anda sebenarnya tidak respect dengan orang yang berbeda pemahaman tentang Islam.
    2. Saya jadi ragu Anda adalah Ahlus Sunnah, saya melihat rekaman jalannya dialog di Youtube ( http://www.youtube.com/watch?v=KrH8pT-lgJI )
    3. Anda lebih memilih mengamalkan dalil yang kontroversial (ada perselisihan), dibandingkan yang jauh lebih sahih. Kenapa?
    4. Lebih banyak membela amalan2 yang makruh yang dicela/benci Allah, daripada mendahulukan amalan2 yang jelas Sunnah dan hadistnya sahih (contoh : merokok, musik ) Dan dalam dialog itu Anda menyatakan ‘Itu cuma makruh’, Makruh itu dibenci Allah loh ustadz (?) Kenapa Anda malah memperjuangkannya?
    5. Saya tidak melihat adanya kerugian seandainya Bid’ah Hasanah itu tidak diamalkan, sementara amalan2 Sunnah yang lebih sahih sudah teramat banyak. Seandainya kita mengamalkan amalan Sunnah saja itu niscaya waktu kita tidak akan cukup dengan kesibukan kita di jaman ini. Kenapa kita begitu sibuk dengan Bid’ah hasanah?? dan ironisnya dengan mengamalkan Bid’ah Hasanah kita meninggalkan amalan2 Sunnah. Contoh : butuh waktu berapa lama kita melafalkan Sholawat nariyah? sementara kalau kita isi acara tersebut dengan mentadaburi Al-Qur’an pasti dapat banyak sekali tafsir yang lebih bermanfaat. Selama ini saya mengamalkan bacaan Yasiin, Nariyaah, Tahlil, setiap minggu, tetapi acara kajian malah kurang sekali di kalangan NU, Kenapa?

    Sementara kalau dari pihak Wahhabi, mereka lebih istiqomah menyaring dalil2 dan memilih yang lebih kuat dari semua dalil2 yang ada.
    Saya yang berasal dari kalangan NU saja jadi agak ragu dengan keilmuan Anda ya Ustadz.
    Jujur ya Ustadz, ini menambah keraguan saya dengan NU. Wahhabi jauh lebih baik menurut Saya dalam hal ini.

    Salam,
    putra seorang pengurus NU dari Pare-Kediri-Jatim

  17. iswar said

    allahuakbar…………… semoga ustadz ramli mendapat hidayah amin

  18. Hamdan said

    Tunjukilah aku jalan yang lurus..

  19. DIIEN said

    SAYA MENCURIGAI PEMBUAT WEBSITE INI SEBAGAI PENGADU DOMBA UMAT MUSLIM…..ISINYA TIDAK MEMBERIKAN PENGAJARAN AKHLAK, ISINYA TENTANG KEBENCIAN….PEMBUATNYA MUSLIM ATAU …????

  20. abd latfi said

    Saya sebagai orang awam (orang bodoh) ilmu agama saya masih dangkal, dan hanya bisa mengaji itupun gratul-gratul, namun tertarik ikut coment di blog ini setelah menyimak tulisan tersebut diatas. Untuk kiyai Idrus Ramli dan Kiyai Thobari yang mewaikli NU atau ASWAJA (Ahli Sunnah Wal Jamaah) kalau boleh menyarankan jangan belajar kitab yang tinggi-tinggi, tapi dalamilah dulu Kitabulloh AlQur’an NulKarim secara kaffah dengan artinya, didiklah kaum nadiyin itu yang bener untuk memahami AlQur’an. Sebagai ‘AHLI SUNNAH’ bagaimana pertanggungan jawab anda kepada Alloh Subhanallahu Wa Ta’ala kalau AHLI SUNNAH melanggar SUNNAH.

    Sebagai Contoh yang kita alami setiap waktu Shalat : pasti anda sudah mengerti artinya :
    (Surat Al-A’raf ayat 205). Dan INGATLAH TUHANMU dalam HATIMU dengan RENDAH HATI dan rasa takut, DAN DENGAN TIDAK MENGERASKAN SUARA, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk ORANG-ORANG YANG LENGAH. Dan lihat ayat 179 bagaiman ancamanya bagi orang lengah itu, jadi mengeraskan suara saja itu dilarang Alloh, tetapi malah dipasang pengeras suara ?????? itu Sunnah Alloh berani melanggar bagaimana orang NU mengaku Ahli SUNNAH ????.

    Dan Hal tersebut diatas sudah pernah saya tanyakan kepada Kiyai Thobari melalui SMS apa dasarnya dzikir dengan suara dikeraskan sampai tiga bulan mengerahkan seluruh santrinya untuk mencari dalilnya gak bisa menjawab, untuk itu barang kali Kiyai Idrus Ramli bisa menjawab pertanyaan saya orang bodoh ini. Dan buat ustadz Firanda Andirja dan Ustadz Zainal Abidin (yang mewakili SALAFI WAHABI) saran saya tidak usah dilayani kan sudah ada dalilnya buat apa Mudzakaroh atau apalah namanya saya yakin pasti tidak akan ketemu karena ibarat Minyak dengan Air.

    Terima Kasih.

  21. SAHHAB said

    Pembohong sudah biasa (harus) berbohong … Sakit dia kalau tidak berbohong …

  22. abd latfi said

    Hukum Tahlilan, membacaYasinan dan Do’a bersama
    Hukum Ziara Kubur danTabarruk/ Tawassul

    Dengan membaca thema tersebut diatas kaum muslimin dapat mengambil kesimpulan siapa sebenarnya yang AHLI SUNNAH dan yang AHLI BID”AH, mudah saja membedakannya yang AHLI SUNNAH pasti mengabaikan amalan tersebut (kecuali ada dalilnya yang sahih Contohnya : Ziarah kubur) adapun yang AHLI BID”AH pasti membela amalan tersebut mati-matian karena berdalih BID”AH KHASANAH padahal BID”AH ya tetap saja BID”AH.

    Saya memberi masukan Buat KH. Idrus Ramli (AHLI) dari Jawa timur dan KH. Thobari (AHLI) dari Jawa barat yang GIGIH pembela amalan (Tahlilan dan Yasinan). Tolong dibuka Wasiat IMAM SYAFI’ I , di Kitab Al ‘UM Tafsir Imam IBNU KATSIR .Tahlilan dan Bacaan AlQur’an tidak sampai kepada si mayit.

    Al-Qur’an (Surat An Najm ayat 39}, artinya :
    Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah di usahakannya.

    Al-Qur’an (Surat Yasin ayat 54), artinya:
    Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun yaitu “AMALNYA” dan KAMU TIDAK AKAN DIBALAS, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan . (Tafsir Imam IBNU KATSIR) .

    Alloh Berfirman Al-Qur’an (Surat An Nahl ayat 29), artinya :
    (Ucapan mereka) menyebabkan mereka pada hari kiamat memikul dosa-dosanya sendiri secara sempurna , dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah , alangkah buruknya (dosa) yang mereka pikul itu.

    Allohu Aalam.

  23. Muhammad Ilyas said

    Yaa udztad telah terlihat ilmu dan Al Haq. janganlah membela yang Munkar yg telah jelas nampak. Mana mungkin menyatukan ummat dgn kebathilan?,kata udztad ; yaa pelan2 tradisi itu dirubah. Tapi kapan??? kenyataannya malah jalan kebenaran makin disamarkan yaa udztad! Jamaah makin menyimpang dan makin jauh. Ya udztad.. Anda tau itu, hendaklah kita kembali terhadap tuntunan. Semoga Allah merahmati kita semua.

  24. Al-fatih said

    Ustad jgnlah engkau menebarkan racun, sungguh engkau akan memakan racun itu sendiri, byk sekarang umat muslim siap menghantam tradisi nenek moyang yg jauh dari keislaman sebenarnya demi akidah murni, semakin byk hujatan yg dilontarkan kpd org2 yg benar2 mencari ridho allah, maka semakin kuat dan nyata kebenaran itu muncul dipermukaan, inilah akhir zaman, islam datang dari keterasingan dan akan datang lagi dari keterasingan, hingga kiamat nanti

  25. Drisa said

    Blog ini sampah…,

  26. Dayat said

    tampak sekali ustad Idrus Ramli memaksa2 hukum demi membela Tahlilan, yg sudah sangat jelas dn terang dan penjelasan para ulama. beginilah jika berdakwah dengan membawa nama golongan atau sekte, bukan lillahita,ala. mudah2n ustad Idrus merujuk dan mendapat ptunjuk kejalan yg Lurus. amin

  27. Roni said

    Aku kecewa ama ustadz idrus ramli yg telah berdusta,pdhal jelas sekali yg terekam di video malah msh berdusta…!gmn mau percaya ama ustadz klu jelas gini aja msh berdusta..!klu mnrutku,seandainya warga nahdiyyin menonton video itu,pasti dari mereka banyak yg akan jadi wahaby,kecuali taklid banget..!wahaby selalu di jelek2in tp kenyataannya ceramah2 wahaby bikin hati adem,stlah dnger ceramah dari wahaby aku males mau tahlilan,yasinan,istiqosah dan solawatan yg menjadi ibadah tambahan kaum Nahdiyyin,krn di pikir2 utk apa melakukan itu pdahal sia2,mending ngaji aja sendiri di rumah

  28. ha..ha.. ni ustadz idrus ramli kok nekad bohong? apa di kira tu diskusi gak di rekam (didokumen). ust. idrus ramli sebaiknya anda belajar lagi yang baik terutama tentang ilmu kejujuran…

  29. abdul said

    ngeness,. maluu… masak udah bener2 di awal waktu dibagi adil. eh… habis dialog bikin catatan 1 lawan 2. hehh…. udah keliatan kalo hati kecilnya ngaku kalah.
    pak sadzili bilang udah masrahin ke pak idrus untk jawab karen pak sadzili udah yakin pak idrus mampu. tapi kok pak idrus bilang pak sadzili gak di kasih waktu kecuali 1 menit sbelm berakhir.
    wehh… malu2 in aswaja. kalo mau bohong mbok yo yang kompak napa. JADI GREGETEN AKU.

  30. ternyata yg mengaku-ngaku ahli sunnah malah selalu berbuat bid`ah/menyangka bahwa syareat yg disampaikan Rosull belum sempurna sehingga perlu ditambah-tambah/dikurangi.bukankah itu sama saja menuduh Nabi berkhianat dalam menyampaikan risalah. . . . . . . .? ! dan yg katanya WAHABI justru yg ahli sunnah yg sebenarnya.

  31. Isy Karima said

    Wuiz … panasbung wahaby/salafy ngamuk. Woi antek2 wahaby/salafy! Urusin tuh orang2 yg belum mau sholat. Senengnya meributkan orang yg sudah mau sholat. Kalau kalian mampu, Islamkan tuh orang2 kafir, bukannya mengafirkan orang2 Islam

  32. alim said

    Salafi dl adlh kebanyakaan orang2 nahdiyin,setalah kian lama beredar benarkah wahabi itu bukan ahli sunnah,setelah kami teliti dan pelajari sungguh ahli sunnah wal jamaha sebenarnya adlh salafi,kemudian kerena populasinya berkurang mereka para pendusta itu membikin fitnah dg istilah wahabi untuk mendisKreditkannya,sungguh kalian adlh sang pembuat fitnah,namun alhamdulillah masyarakat sdh pandai menilai mana yg haQ dan bathil,salafi yes,aswaja(ahli warisan jahiliyyah no)

  33. asep latif said

    yg menulis artikel diatas jg harus mw belajar lg.. sudah tw dlm islam ga ada 1,3,710,1000 hari kmatian dlm islam itu semua ada dalam ajaran hindu.. jgn ikut ikutan kalo ga tw ilmunya.

  34. M.Faried Fannany said

    Pak Kyai Idrus Ramli … Istighfar ..!

  35. Abdullah said

    setiap ustadz sudah diberikan waktu dengan tempo yang sma jadi tidak alasan kalau salah satu ustadz tidak di kasih berkomentar hanya saja ketika kubu NU berbicara waktunya dihabiskan oleh idrus ramli sedang pendampingnya kiyai thobari tidak sempat atau memang tidak bisa menjawab…zainal abidin mengaku NU karena kalau dilihat dari latar belakang dan tujuan NU didirikan memang hanya orang yang melaksankan sunnah nabi saja yang pantas dikatakan NU karena itulah NU yang sebenarnya….agama sebenarnya prinsipnya mudah, kita beribadah ada dalil dan contoh dari rasulullah lakukan maka kita lakukan kalau tidak kenapa kita harus membuat amalan baru…sedangkan amalan yang sunnah saja banyak sekali kita tinggalkan….bahkan kita melakukan hal yang wajib saja dan meninggalkan yang diharamkan kita dijamin masuk surga bagaimana kalau juga melakukan amalan sunnah…kenapa kita harus melakukan amalan baru seakan-akan syariat diagama ini tidak lengkap…padahal dalam al-Qur’an jelas bahwa agama ini telah sempurna…yang namanya sesuatu yang sempurna apabila ditambahkan maupun dikurangi maka dia tidak akan sempurna lagi….

  36. bur said

    sama2 muslim perang dingin,seharusnya kalau beda pandangan harus orientasinya ke 7 hadist saw;muslim,ibnu maja,tharmisi,abu daud,nasai,albukhori,.apalagi ustad idrus banyak menggunakan akal.

  37. alamsyah said

    Maaf ustadz, klo dilihat dari videonya antum telah berbohong ini namanya. Aneh sih ulama di indonesia ini, KH – kyai haji..padahal para sahabat, tabiin, tabiut tabiin gak ada yg pake gelar haji..terus klo lihat penampilan antum, kok pake kumis sih? Padahal kita diperintahkan untuk pelihara jenggot dan memotong kumis..maaf ustadz, ana jadi bingung dengan antum nih.

  38. mr.brory76 said

    Rosulullah SAW tak pernah memuji bidah demikian juga para sohabat dan tabiin dan generasi salaf,tapi mengapa skrg umat dan kyainya kok malah memuji bidah bahkan menghidupkannya?sdgkan orang yg menghidupkan sunnah dan meninggalkan bidah disbt wahabi dan dianggap musuh dlm aqidah.INGAT hancurnya agama krn orang-orang lari dari sunnah dan menghidupkan/nguri-uri bidah

  39. junediaza said

    alhamdulillah kebenaran tetap kebenaran,hanya orang orang yang diberi hidayahlah yang mengerti tentang kebenaran.

  40. nur said

    bukanya “MURNI” lebih indah

Tinggalkan Balasan ke nucy10 Batalkan balasan